Assalamu’alaikum teman-teman.
Perkenalkan teman-teman nama saya Dina Dwi Safitri, teman-teman bisa memanggil saya Dina. Saya merupakan mahasiswa aktif dari kampus STIAMI Jakarta. Tujuan saya menulis blog ini untuk melaksanakan tugas mata kuliah Model Bisnis dengan dosen bapak Endra Marsudi, S.P.,M.B.A, dengan topik “ ERA VUCA DAN ERA TUNA
Apa sih ERA TUNA ?
Apa Perbedaan ERA VUCA DAN ERA TUNA
VUCA dan TUNA
Mengelola situasi yang tidak pasti saat ini menjadi penting. Dunia kita sekarang dikenal dengan VUCA (Volatile, Uncertain, Complex, and Ambiguous) dan juga TUNA (Turbulent, Uncertain, Novel, dan Ambiguous). Idenya adalah, kita sadar bahwa dunia tidak pasti. Apa berikutnya? ada terlalu banyak variabel yang bisa berubah dalam sekejap, tidak dapat diprediksi, dan bagi para pengambil keputusan (tidak hanya pemimpin atau mitra strategis), penting untuk mengambil akar masalah dan menemukan jalan keluarnya. Tidak hanya jalan keluar tetapi juga untuk memahami bagaimana tetap gesit dan mengerjakan masalah lain besok. Karena tidak ada fiksasi satu ukuran untuk semua masalah strategis, penting untuk memahami industri dan memprediksi.
Kata VUCA pada awalnya digunakan oleh militer selama tahun 90-an, menginspirasi sekolah bisnis untuk dapat mengelola situasi bisnis yang relatif dapat diprediksi. Sedangkan saat ini, volatilitas mengacu pada perubahan yang 'mengganggu'. Dengan demikian VUCA dapat dikatakan suatu situasi yang menggambarkan situasi suatu lingkungan/kondisi suatu pasar. Ketika kita memahami, menyadari, dan memperhatikan komponen-komponen VUCA dalam konteks bisnis/organisasi/pasar bahkan konteks dunia, kini kita dapat memahami bagaimana kita berdiri. Ini dapat digunakan, lebih lanjut, sebagai alat analisis untuk langkah strategis kami berikutnya. TUNA kemudian bergabung dengan popularitas VUCA setelah sebagian besar digunakan oleh program Pendidikan Eksekutif Universitas Oxford. Baik VUCA dan TUNA sebagian besar digunakan dalam diskusi konteks kepemimpinan/strategis, sementara sekarang sangat relevan bagi siapa saja. Menurut Adam Vigdor Gordon (2016), perencanaan skenario dapat digunakan sebagai alat untuk memberikan arah dan membentuk serangkaian strategi untuk memenangkan pertempuran ketidakpastian di dunia/situasi TUNA.
Singkatnya, untuk dapat mengevaluasi dengan cepat dan kolaboratif adalah penting. Di tengah dunia yang tidak pasti, kepemimpinan, tata kelola yang baik, dan tindakan untuk perubahan harus berkaitan dengan tujuan dan nilai organisasi untuk mengelola keberadaannya.
Jika belakangan ini begitu santer mendengar VUCA, Volatile, Uncertain, Complex & Ambiguous konsep yang menggambarkan derasnya perubahan & hal‑hal yang diakibatkanya. Kemarin kita bahas bagaimana menjawabnya dengan VUCA Prime (Vision, Understanding, Clarity & Agilty)! Konsep ini awalnya digunakan oleh militer selama tahun 90‑an, menginspirasi sekolah bisnis untuk dapat mengelola situasi bisnis yang relatif dapat diprediksi.
Selain VUCA saat ini memang lebih condong pada kondisi TUNA! apalagi di era pandemik ini, kala kondisi Turbulent, Uncertain, Novel & Ambiguous, memberikan suguhan nyata adanya pergeseran VUCA ke TUNA. Jika tidak benar‑benar memahami ini akan terjebak dengan lelah berkepanjangan.
TUNA ini hadir dari gagasan bahwa dunia saat ini tidak pasti, terus merespon terkait apa hal berikutnya yang dapat dilakukan karena terlalu banyak variabel yang dapat berubah setiap saat, tidak dapat diprediksi, hingga perlu benar‑benar belajar menangkap akar masalah dan mencari jalan keluarnya.
Lebih lanjut bukan hanya mencari jalan keluar tapi juga berlatih bagaimana agar tetap gesit & menghadapi masalah berikutnya esok hari. Karena saat ini tidak ada hal yang “one‑size‑fits‑all” untuk semua masalah strategis, penting juga untuk kita memahami industri & memprediksinya.
Terdapat empat hal yang dapat membawa bisnis Anda ke dalam situasi VUCA, yaitu:
1. Disrupsi Teknologi
Kemajuan baru dalam teknologi, dari blockchain hingga kecerdasan buatan, membentuk kembali pasar dan preferensi pelanggan setiap hari. Mengikuti tren seperti itu diperlukan untuk kelangsungan hidup jangka panjang, tetapi sulit untuk memprediksi investasi apa yang benar-benar berharga.
2. Ketidakstabilan Pasar
Dunia kita menjadi semakin tidak stabil yang berdampak pada perilaku pasar global dan lokal. Misalnya, serangan teroris, pemerintahan yang tidak stabil, dan krisis keuangan global telah mengganggu ekonomi dan hubungan global kita secara substansial.
3. Persaingan Tinggi
Jumlah wirausahawan pemula (sekitar 100 juta bisnis baru dibuka setiap tahun di seluruh dunia) yang artinya kompetisi menjadi memanas, para pesaing muncul lebih cepat dibandingkan dengan masa sebelumnya. Lingkungan bisnis telah menjadi medan pertempuran di mana hanya yang terkuat yang bertahan.
4. Konsumen yang Berubah-ubah
Dengan pilihan yang belum pernah ada sebelumnya, loyalitas konsumen jauh dari jaminan. Mereka menginginkan nilai yang lebih baik dan pengalaman pembelian yang lebih dipersonalisasi, membuat pelanggan lebih sulit untuk dimenangkan, engaged, dan dipertahankan.
Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa meskipun VUCA berpotensi memberikan dampak negatif bagi pertumbuhan organisasi namun VUCA juga bermanfaat untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi dari perusahaan. Ditambah pula, seorang Assistant Professor dari Indian Institute of Management Rohtak, India yang bernama Ankur Jain mengatakan bahwa disrupsi teknologi dapat saja dipandang sebagai ancaman bagi perusahaan, namun teknologi yang dimanfaatkan dengan baik justru dapat meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan.
V – Volatility (Volatilitas)
Volatilitas merupakan sebuah kondisi ketidakstabilan yang diakibatkan oleh perubahan drastis atau cepat (Kail, 2010a dalam Jain 2019). Tantangannya tidak terduga dan mungkin durasinya tidak diketahui (Bennett & Lemoine, 2014).
Contoh volatilitas adalah kondisi harga yang seringkali fluktuatif setelah bencana alam terjadi yang mengakibatkan perubahan pada permintaan pelanggan maupun pemasok.
Saat terjadi kondisi Volatilitas terjadi, maka peran dari seorang pemimpin adalah memastikan bahwa visi dan tujuan perusahaan senantiasa dirumuskan dan dilaksanakan dengan kecepatan dan intensitas yang tinggi. Guna mencapai hal ini, maka langkah-langkah berikut ini dapat dilakukan oleh para pemimpin
• Menerjemahkan Data Menjadi Informasi
• Komunikasi yang Jelas
• Pastikan Maksud Anda Dimengerti
U – Uncertainty (Ketidakpastian)
Ketidakpastian adalah keadaan di mana suatu peristiwa sama sekali tidak dapat diprediksi, atau dapat dikatakan tidak diharapkan sama sekali.
Contoh, untuk perusahaan seperti Uber, Amazon, Airbnb merupakan organisasi yang lebih berfungsi sebagai perantara antara pelanggan dan penyedia platform layanan. Model bisnis baru ini telah mengganggu cara kerja bisnis tradisional dan berimplikasi pada ketidakpastian yang besar. Ini disebabkan oleh tidak dikenalnya lagi batas lokasi, wilayah, dan waktu ketika orang bekerja
Guna mengantisipasi ketidakpastian ini, maka seorang pemimpin membutuhkan perubahan sikap dan perilaku sebagai berikut:
• Dapatkan Perspektif Baru
• Bersikap Fleksibel
• Be Visioner
C – Complexity (Kompleksitas)
Kompleksitas adalah kondisi ketika perusahaan mengalami masalah yang berkepanjangan dan rumit serta saling terhubung
• Kembangkan Pemimpin Kolaboratif
• Berhenti Mencari Solusi Permanen
• Latih Pemimpin Masa Depan Sekarang
A-Ambiguity (Ambiguitas)
Ambiguitas adalah situasi di mana tidak ada yang jelas. Suatu peristiwa ditafsirkan secara berbeda oleh orang yang berbeda. Ada banyak manifestasi pada bagian kejelasan suatu peristiwa.
Contoh: Anda ingin mencoba untuk memindahkan pasar Anda ke wilayah baru atau ketika Anda ingin mengeluarkan produk baru di luar kompetensi inti perusahaan Anda. Di saat ini Anda mungkin telah melakukan inovasi. Namun, sebuah inovasi seringkali tidak dapat jelas sebab dan akibatnya. Bisa saja dari sisi ide, keputusan Anda untuk memperluas pasar adalah ide bagus namun pada waktu diimplementasikan ternyata memasuki pasar baru tidak semudah yang Anda bayangkan
Agar Anda tidak terjebak dan terlambat bertindak untuk menyelamatkan perusahaan Anda, berikut beberapa Langkah strategis yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin yang menghadapi lingkungan yang penuh dengan Ambiguitas.
• Mendengarkan Pendapat Orang Lain
• Berpikir secara Berbeda
• Siapkan Dividen Tambahan

Tidak ada komentar:
Posting Komentar